Variasi atau Ragam Bahasa
Variasi Bahasa disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi
sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan
dikarenakan oleh para penuturnya yang tidak homogen. Hal ini bisa terjadi
mengingat kondisi masyarakat Indonesia yang beragam dengan keanekaragaman
bahasa yang dimiliki pula. Bahasa Indonesia yang menyebar luas dan dipakai oleh
masyarakatnya terkadang mengalami penyesuaian oleh masayakat penuturnya akibat
kondisi dan situasi yang dihadapi penuturnya. Semuanya mengalami penyesuaian
seiring dengan tetap dipakainya bahasa daerah masing-masing. Inilah merupakan
salah satu yang menyebabkan variasi berbahasa timbul yaitu akibat penyesuaian
dengan kondisi dan lingkungan dimana si penutur hidup dan berinteraksi. Ragam
bahasa yang bervariasi ini merupakan salah satu dari sejumlah variasi yang
terdapat dalam pemakaian bahasa. Variasi ini muncul karena pemakai bahasa
memerlukan alat komunikasi yang sesuai dengan situasi dan kondisi (Subarianto,
2000).
Kridalaksana (1985) mengungkapkan bahwa bahasa mengalami perubahan sesuai dengan perubahan masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai menurut keperluannya. Agar banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu. Variasi itu disebut ragam standar (Subarianto, 2000). Berikut akan dibahas variasi bahasa yang dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa dan keragaman fungsi bahasa tersebut. Jadi variasi bahasa itu terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa. Adapun penjelasan variasi bahasa tersebut adalah sebagai berikut:
Kridalaksana (1985) mengungkapkan bahwa bahasa mengalami perubahan sesuai dengan perubahan masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai menurut keperluannya. Agar banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu. Variasi itu disebut ragam standar (Subarianto, 2000). Berikut akan dibahas variasi bahasa yang dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa dan keragaman fungsi bahasa tersebut. Jadi variasi bahasa itu terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa. Adapun penjelasan variasi bahasa tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Variasi bahasa dari segi penutur
a.
Variasi bahasa idioiek
Variasi
bahasa idioiek adalah variasi bahasa yang bersifat perorangan. Menurut konsep
idioiek. setiap orang mempunyai variasi bahasa atau idioleknya masing-masing.
b.
Variasi bahasa dialek
Variasi
bahasa dialek adalah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya
relatif, yang berada pada suatu tempat, wilayah, atau area tertentu. Umpamanya,
bahasa Jawa dialek Bayumas, Pekalongan, Surabaya, dan lain sebagainya.
c.
Variasi bahasa kronolek atau dialek temporal
Variasi
bahasa kronolek atau dialek temporal adalah variasi bahasa yang digunakan oleh
sekelompok sosial pada masa tertentu. Misalnya, variasi
bahasa
Indonesia pada masa tahun tiga puluhan, variasi bahasa pada tahun lima puluhan,
dan variasi bahasa pada masa kini.
d.
Variasi bahasa sosiolek
adalah
variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial para
penuturnya. Variasi bahasa ini menyangkut semua masalah pribadi para penuturnya,
seperti usia, pendidikan, seks, pekerjaan, tingkat kebangsawanan, keadaan
sosial ekonomi, dan lain scbagainya.
e.
Variasi bahasa berdasarkan usia
Variasi
bahasa berdasarkan usia yaitu varisi bahasa yang digunakan berdasarkan tingkat
usia. Misalnya variasi bahasa anak-anak akan berbeda dengan variasi remaja atau
orang dewasa.
f.
Variasi bahasa berdasarkan pendidikan, yaitu variasi bahasa yang terkait dengan
tingkat pendidikan si pengguna bahasa. Misalnya, orang yang hanya mengenyam
pendidikan sekolah dasar akan berbeda variasi bahasanya dengan orang yang lulus
sekolah tingkal atas. Demikian pula, orang lulus pada tingkat sekolah menengah
atas akan berbeda penggunaan variasi bahasanya dengan mahasiswa atau para
sarjana.
g.
Variasi bahasa berdasarkan seks
Variasi
bahasa berdasarkan seks adalah variasi bahasa yang terkait dengan jenis kelamin
dalam hal ini pria atau wanita. Misalnya, variasi
bahasa
yang digunakan o!eh ibu-ibu akan berbeda dengan varisi bahasa
yang digunakan oleh bapak-bapak.
h.
Variasi bahasa berdasarkan profesi, pekerjaan, atau tugas para penutur Variasi
bahasa berdasarkan profesi adalah variasi bahasa yang terkait dengan jenis
profesi, pekerjaan dan tugas para penguna bahasa tersebut. Misalnya, variasi
yang digunakan oleh para buruh, guru, mubalik, dokter, dan lain sebagninya
tentu mempunyai perbedaan variasi bahasa.
i.
Variasi bahasa berdasarkan tingkat kebangsawanan
Variasi
bahasa berdasarkan lingkal kebangsawanan adaiah variasi yang lerkail dengan
lingkat dan kedudukan penuliir (kebangsawanan atau raja-raja) dalam
masyarakatnya. Misalnya, adanya perbedaan variasi bahasa yang digunakan oleh
raja (keturunan raja) dengan masyarakat biasa dalam bidang kosa kata, seperti
kata mati digunakan untuk masyarakat biasa, sedangkan para raja menggunakan
kata mangkat.
j.
Variasi bahasa berdasarkan tingkat ekonomi para penutur
Variasi
bahasa berdasarkan tingkat ekonomi para penutur adalah variasi bahasa yang
mempunyai kemiripan dengan variasi bahasa berdasarkan tingkat kebangsawanan
hanya saja tingkat ekonomi bukan mutlak sebagai warisan sebagaimana halnya
dengan tingkat kebangsawanan. Misalnya, seseorang yang mempunyai tingkat
ekonomi yang tinggi akan mempunyai variasi bahasa yang berbeda dengan orang
yang mempunyai tingkat ekonomi lemah. Berkaitan dengan variasi bahasa
berdasarkan tingkat golongan, status dan kelas sosial para penuturnya dikenal
adanya variasi bahasa akrolek, basilek, vulgal, slang, kulokial, jargon, argoi,
dan ken. Adapun penjelasan tentang variasi bahasa tersebut adalah sebagai berikut:
1.
akrolek adalah variasi sosial yang dianggap lebih tinggi atau lebih bergengsi
darivariasi sosial lainya;
2.
basilek adalah variasi sosial yang dianggap kurang bergengsi atau bahkan
dipandang
rendah;
3.
vulgal adalah variasi sosial yang ciri-cirinya tampak pada pemakai bahasa yang
kurang
terpelajar atau dari kalangan yang tidak berpendidikan;
4.
slang adalah variasi sosial yang bersifat khusus dan rahasia;
5.
kolokial adalah variasi sosial yang digunakan dalam percakapan sehari-hari yang
cenderung
menyingkat kata karena bukan merupakan bahasa tulis. Misalnya dok
(dokter),
prof (profesor), let (letnan), nda (tidak), dll
6.
jargon adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas oleh kelompok
sosial
tertentu.
Misalnya, para montir dengan istilah roda gila, didongkrak, dll;
7.
argot adalah variasi sosial yang digunakan secara terbatas oleh profesi
tertentu
dan
bersifat rahasia. Misalnya, bahasa para pencuri dan tukang copet kaca mata
artinya
polisi;
8.
ken adalah variasi sosial yang bernada memelas, dibuat merengek-rengek penuh
dengan kepura-puraan. Misalnya, variasi bahasa para pengemis.
2.
Variasi bahasa dari segi pemakaian
Variasi
bahasa berkenaan dengan pemakaian atau funsinya disebut fungsiolek atau
register adalah variasi bahasa yang menyangkut bahasa itu digunakan untuk
keperluan atau bidang apa. Misalnya bidang jurnalistik, militer, pertanian,
perdagangan, pendidikan, dan sebagainya. Variasi bahasa dari segi pemakaian ini
yang paling tanpak cirinya adalah dalam hal kosakata. Setiap bidang kegiatan
biasanya mempunyai kosakata khusus yang tidak digunakan dalam bidang lain.
Misalnya, bahasa dalam karya sastra biasanya menekan penggunaan kata dari segi
estetis sehingga dipilih dan digunakanlah kosakata yang tepat.
Ragam
bahasa jurnalistik juga mempunyai ciri tertentu, yakni bersifat sederhana,
komunikatif, dan ringkas. Sederhana karena harus dipahami dengan mudah;
komunikatif karena jurnalis harus menyampaikan berita secara tepat; dan ringkas
karena keterbatasasan ruang (dalam media cetak), dan keterbatasan waktu (dalam
media elektronik). Intinya ragam bahasa yang dimaksud di atas, adalah ragam
bahasa yang menunjukan perbedaan ditinjau dari segi siapa yang menggunakan
bahasa tersebut.
3.
Variasi bahasa dari segi keformalan
Variasi
bahasa berdasarkan tingkat keformalannya, Chaer (2004:700) membagi variasi
bahasa atas lima macam gaya, yaitu:
a.
Gaya atau ragam beku (frozen)
Gaya
atau ragam beku adalah variasi bahasa yang paling formal, yang digunakan pada
situasi-situasi hikmat, misalnya dalam upacara kenegaraan, khotbah, dan sebagai
nya.
b.
Gaya atau ragam resmi (formal)
Gaya
atau ragam resmi adalah variasi bahasa yang biasa digunakan pada pidato
kenegaraan, rapat dinas, surat-menyurat, dan lain sebagainya.
c.
Gaya atau ragam usaha (konsultatif)
Gaya
atau ragam usaha atau ragam konsultatif adalah variasi bahasa yang lazim dalam
pembicaraan biasa di sekoiah, rapat-rapat, atau pembicaraan yang berorientasi
pada hasil atau produksi.
d.
Gaya atau ragam santai (casual)
Gaya
bahasa ragam santai adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi yang tidak
resmi untuk berbincang-bincang dengan keluarga atau teman karib pada waktu
istirahat dan sebagainya.
e.
Gaya atau ragam akrab (intimate)
Gaya
atau ragam akrab adalah variasi bahasa yang biasa digunakan leh para penutur
yang hubungannya sudah akrab. Variasi bahasa ini biasanya pendek-pendek dan
tidak jelas.
f.
Variasi bahasa dari segi sarana
Variasi
bahasa dapat pula dilihat dari segi sarana atau jalur yang digunakan. Misalnya,
telepon, telegraf, radio yang menunjukan adanya perbedaan dari variasi bahasa
yang digunakan. salah satunya adalah ragam atau variasi bahasa lisan dan bahasa
tulis yang pada kenyataannya menunjukan struktur yang tidak sama.
Ragam
bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Berbeda dengan
dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Variasi tersebut bisa
berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik
lain, termasuk variasi bahasa baku itu sendiri . Variasi di tingkat leksikon,
seperti slang dan argot, sering dianggap terkait dengan gaya atau tingkat
formalitas tertentu, meskipun penggunaannya kadang juga dianggap sebagai suatu
variasi atau ragam tersendiri.
Ragam
bahasa adalah suatu bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi dan dipakai
dalam berbagai keperluan yang tidak seragam tetapi berbeda-beda disesuaikan
dengan situasi dan kondisi, atau suatu keanekaragaman penggunaan bahasa
Indonesia.
Cara
pengungkapan adalah suatu media atau cara yang digunakan oleh seseorang atau
sekelompok orang untuk melakukan komunikasi, misalnya dengan cara:
*Ragam
bahasa Lisan
Ragam
bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap dengan fonemena sebagai
unsur dasar. Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata,
dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi
rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk
mengungkapkan ide.
Kelebihan
Ragam Bahasa lisan:
Di
dalam ragam lisan unsur-unsur fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat, dan
objek tidak selalu dinyatakan. Unsur-unsur itu kadang-kadang dapat
ditinggalkan. Hal ini disebabkan oleh bahasa yang digunakan itu dapat dibantu
oleh gerak, mimik, pandangan, anggukan, atau intonasi.
a.
Bunyi arbiter yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat
untuk bekomunikasi secara langsung
b.
Dapat bekerja sama dan identifikasi diri
c.
Bahasa lisan merupakan bahasa yang primer
d.
Bahasa lisan lebih ekspresif,dmana mimik,intonasi,dan gerakan tubuh dapat
bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan.
Kelemahan
Ragam bahasa lisan:
Ragam
lisan sangat terikat pada kondisi, situasi, ruang dan waktu. Apa yang
dibicarakan secara lisan di dalam sebuah ruang kuliah, hanya akan berarti dan
berlaku untuk waktu itu saja. Apa yang diperbincangkan dalam suatu ruang
diskusi belum tentu dapat dimengerti oleh orang yang berada di luar ruang
*Ragam
bahasa tulis
Ragam
bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan
huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata
cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata
lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata
bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata,
kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.
Kelebihan
Ragam Bahasa tulisan:
Ragam
tulis tidak terikat oleh situasi, kondisi, ruang, dan waktu.
a.
adanya kosa kata yang berpedoman
b.
adanya tanda baca dalam mengungkapan ide
c.
adanya ketepatan dalam pilihan kata
Kelemahan
Ragam bahasa tulisan:
Ragam
tulis perlu lebih terang dan lebih lengkap daripada ragam lisan. Fungsi-fungsi
gramatikal harus nyata karena ragam tulis tidak mengharuskan orang kedua berada
di depan pembicara. Kelengkapan ragam tulis menghendaki agar orang yang “diajak
bicara” mengerti isi tulisan itu. Contoh ragam tulis ialah tulisan-tulisan
dalam buku, majalah, dan surat kabar.
Berdasarkan
media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas:
1.
Ragam lisan yang antara lain meliputi:
*
Ragam bahasa cakapan
*
Ragam bahasa pidato
*
Ragam bahasa kuliah
*
Ragam bahasa panggung
2.
Ragam tulis yang antara lain meliputi:
*
Ragam bahasa teknis
*
Ragam bahasa undang-undang
*
Ragam bahasa catatan
*
Ragam bahasa surat
Jika
menelaah fungsi bahasa sebagaialat komunikasi tentu tidak bisa dilepaskan dari
individu atau perorangan yang berkomunikasi dalam masyarakat suatu kebudayaan,
dan pendidikan.
A.
Fungsi Perorangan
Fungsi
perorangan ini diuraikan berdasarkan kajian Halliday (1976). Klasifikasi fungsi
bahasa perorangan ini didasarkan pada observasi terusmenerus terhadap
penggunaan bahasa oleh anaknya sendiri. Klasifikasi fungsi perorangan bahasa
anak ada enam dan setelah lebih dari tiga tahun bertambah satu lagi. Berikut
ketujuh fungsi bahasa perorang diurutkan sesuai dengan tahap penguasaannya.
B.
Fungsi Kemasyarakatan
Fungsi
kemasyarakatan bahasa menunjukkan peranan khusus suatu bahasa dalam kehidupan
bermasyarakatan. Klasifikasi bahasa berdasarkan fungsi kemasyarakatan dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu berdasarkan ruang lingkup dan bidang pemakaiannya.
C.
Fungsi Kebudayaan
Fungsi
bahasa dalam kebudayaan adalah (1) sarana perkembangan kebudayaan, (2) jalur
penerus kebudayaan, dan (3) inventaris ciri-ciri kebudayaan. Bahasa merupakan
bagian dari kebudayaan dan bahasalah yang memungkinkan pengembangan kebudayaan
(secara filogenetik). Dalam hubungannya dengan perorangan, anggota kebudayaan,
(secara ontogenetik=terjadinya kebudayaan), seseorang belajar dan mengetahui
kebudayaan kebanyakan melalui bahasa, artinya seseorang belajar hidup dalam
suatu kebudayaan melalui danb dengan bantuan bahasa. Suatu kebudayaan
dilahirkan dalam perorangan kebanyakan dengan bantuan bahasa.
D.
Fungsi Pendidikan
Fungsi
pendidikan bahasa lebih banyak didasarkan pada tujuan penggunaan bahasa dalam
pendidikan dan pengajaran. Fungsi pendidikan bahasa dibagi menjadi empat, yaitu
fungsi integratif, instrumental, kultural, dan penalaran.
Selain
itu, Fungsi bahasa dapat diaplikasikan di berbagai bidang. Berikut contoh
fungsi ragam bahasa di bidangnya Ragam hukum Indonesia memiliki ciri-ciri
bahasa keilmuan (menurut Moeliono 1974 dalam natabaya 2000) yakni:
1.
lugas dan eksak karena menghindari kesamaran dan ketaksaan
2.
objektif dan menekan prassangka pribadi
3.
memberikan definisi yang cermat tentang nama,sifat,dan katagori yang diselidiki
untuk menghindari kesimpangsiuran
4.
tidak beremosi dan menjauhi tafsiran yang bersensisi
5.
membakukan makna kata-katanya ,ungkapannya,dan gaya paparannya berdasarkan
konvensi misalnya “Artis wanita itu di jerat pasal berlapis”.
Ragam
bisnis
Ragam
bahasa yang digunakan dalam bisnis yaitu bahasa bisnis.ragam bisnis adalah
bahasa yang di digunakan dalam ragam bisnis adalah khas dalam dunia bisnis.
Cirri-ciri
yang digunakan dalam ragam bisnis adalah:
1.
Bahasa yang digunakan haruslah dimegerti oleh pembisnis lainnya
2.
Menggunakan bahasa baku
3.
Harus memenuhi kaidah-kaidah dan syarat dalam bahasa Indonesia.
Ragam
Bahasa Teknologi dapat dicontohkan,”Blackberry (SmartPhone) yang menyediakan
teknologi layanan wi-fi”.
Ragam
Bahasa Ekonomi dapat dicontohkan, “Pabrik sepatu di indonesia mengalami
pemerosotan penghasilan hingga 30%”.
Ragam
Bahasa Agama, misalnya membaca “Bismillahirrohmanirrohim” yang artinya Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Ragam
Bahasa Kedokteran, misalnya “Gejala Penyakit Hati atau Liver adalah suatu
istilah untuk sekumpulan kondisi-kondisi, penyakit-penyakit dan infeksi-infeksi
yang mempengaruhi sel-sel, jaringan-jaringan, struktur dan fungsi dari hati”.
Ragam
Bahasa Iklan sama seperti majas hiperbola, dapat dicontohkan, “Esia
sepuaaasnyaa, segalanya TANPA BATAS”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar