A. DEFINISI
DAN DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PENGERTIAN KEPUTUSAN MENURUT
BEBERAPA AHLI :
1.
Ralph C. Davis (Hasan, 2004) memberikan definisi atau atau pengertian keputusan
sebagai hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan
merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus dapat
menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan
perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang
sangat menyimpang dari rencana semula.
2.
Mary Follet : memberikan definisi atau pengertian keputusan sebagai suatu atau
sebagai hokum situasi. Apabila semua fakta dari situasi itu dapat diperolehnya
dan semuayang terlibat, baik pengawas maupun pelaksana mau mentaati hukumannya
atau ketentuannya, maka tidak sama dengan mentaati perintah. Wewenang tinggal
dijalankan, tetapi itu merupakan wewenang dari hukum situasi.
3.
James A.F.Stoner : memberikan definisi keputusan sebagai pemilihan di antara
alternative-alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu : (a)
ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan. (b) ada beberapa alternative
yang harus dan dipilih salah satu yang terbaik. (c) ada tujuan yang ingin
dicapai, dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tertentu.
4.
Prof. Dr. Prajudi Atmosudirjo, SH : memberikan pengertian keputusan sebagai
suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu masalah atau problem
untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah
tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternative.
Dari pengertian-pengertian keputusan
diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa KEPUTUSAN merupakan suatu pemecahan
masalah sebagai suatu hokum situasi yang dilakukan melalui pemilihan satu
alternative dari beberapa alternative.
DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi yaitu Pengambilan keputusan yang
berdasarkan perasaan hati yang seringkali bersifat subyektif. Pengambilan
keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat, untuk
masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan
yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan sepihak dan bersifat perasaan.
2.
Pengambilan Keputusan Rasional yaitu Pengambilan keputusan yang dibuat
berdasarkan pertimbangan rasional berfikir dan lebih bersifat objektif.
Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna pikir.
Masalah–masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan
rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih
bersifat objektif dan dapat diukur.
3.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman yaitu Pengambilan keputusan yang
berdasarkan pengalaman-pengalaman yang diperoleh sehingga dapat digunakan untuk
memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah
penyelesaiannya. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi
pengetahuan praktis di kemudian hari.
4.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta yaitu Pengambilan keputusan yang dibuat
berdasarkan data empiris dan fakta nyata sehingga dapat memberikan keputusan
yang valid sehingga tingkat kepercayaan terhadap pengambil keputusan dapat
lebih tinggi. Istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi.
Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data.
Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data
harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar
pengambilan keputusan.
5.
Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang yaitu pengambilan keputusan yang
berdasarkan atas wewenang/kedudukan yang dimiliki oleh seseorang yang menjadi
pemimpin. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan
wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi
tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.
B. JENIS-JENIS
KEPUTUSAN ORGANISASI
Jenis Keputusan dalam sebuah
organisasi dapat digolongkan berdasarkan banyaknya waktu yang diperlukan untuk
mengambil keputusan tersebut. Bagian mana organisasi harus dilibatkan
dalam mengambil keputusan, dan pada bagian organisasi mana keputusan tersebut
difokuskan.
Secara garis besar keputusan
digolongkan ke dalam keputusan rutin dan keputusan yang tidak rutin. Keputusan
rutin adalah keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang, dan biasanya
telah dikembangkan cara tertentu untuk mengendalikannya. Keputusan tidak rutin
adalah keputusan yang diambil pada saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin.
Dalam mengambil keputusan, baik yang
bersifat rutin maupun tidak, ada dua metode yang digunakan. Metode pertama
adalah metode tradisional, dimana pengambilan keputusan lebih berdasarkan pada
intuisi dan kebiasaan. Metode yang kedua adalah metode modern, dimana
pengambilan keputusan didasarkan pada perhitungan matematis dan
penggunaan instrumen yang bersifat modern, seperti komputer dan perhitungan
statistik.
C.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Menurut Terry (1989) faktor-faktor
yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan sebagai berikut:
1.
Hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional
perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan
2.
Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan
organisasi
3.
Setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan
kepentingan orang lain
4.
Jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan
5.
Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini
kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik
6.
Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama
7.
Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik
8. Setiap
keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang
diambil itu betul
9.
Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan
berikutnya.
Kemudian terdapat enam faktor lain
yang juga ikut mempengaruhi pengambilan keputusan, yaitu :
1.
Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami
pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan
menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih
tingkah laku yang memberikan kesenangan.
2.
Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap.
Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara subjective.
3.
Rasional
Didasarkan pada pengetahuan
orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan berbagai
konsekuensinya.
4.
Praktikal
Didasarkan pada keterampilan
individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan
kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
5.
Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan
sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi
tindakan individual.
6.
Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial,
ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau
mengkritik suatu tingkah laku tertentu.
D.IMPLIKASI
MANAJERIAL
Proses Pengambilan Keputusan dalam
partisipatif dalam organisasi sekolah Manajerial yang baik. Rendahnya kemapuan
kepala sekolah akan berpengaruh terhadap perolehan dukungan dari masyarakat
khususnya dukungan dalam mengambilan keputusan yang dikeluarkan sekolah terkait
dengan kebijakan dan rencana program pengembangan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
1. M. Steers Richard, Efektivitas
Organisasi, Erlangga, Jakarta, 1985
2. Imam Wahjono Sentot, Perilaku
Organisasi, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010
4. Ittelkom, Dasar Pengambilan
Keputusan, http://www.ittelkom.ac.id/staf/mhd/MateriKuliah/SPPK/Handout/Bab%202%20Dasar%20Pengambilan%20Keputusan.pdf,
1 mei 2013 :09.45
Tidak ada komentar:
Posting Komentar